Minggu, 24 Desember 2017

Bagaimana Menunjukkan Empati

       Orang sering memiliki perasaan yang berbeda tentang hal yang sama itu tidak apa-apa !. Bila kita memiliki empati, kita melihat dunia dari orang lain perspektif dan memahami bagaimana perasaan mereka. Pada  akhir postingan ini ditampilkan sebuah lagu/musik video (youtube), dengan lagu ini mungkin bisa memberi inspirasi apa artinya menunjukkan empati. Perhatikan saat karakter kita diperhatikan & saat teman mereka merasa berbeda dari mereka, "menempatkan diri mereka masuk sepatu mereka" dan melakukan sesuatu untuk membantu mereka merasa lebih baik. Empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain. Kata empati dalam bahasa inggris (Empathy). Lalu apa empati itu ?, berbicara mengenai simpati mungkin sebagian orang sudah mengetahuinya. Simpati adalah suatu proses kejiwaan di mana seorang individu merasa tertarik pada seseorang atau sekelompok orang karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya yang sedemikian rupa. Di dalam proses ini perasaan seseorang memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. Inilah perbedaan utamanya jika di bandingkan dengan identifikasi. Identifikasi lebih di dorong oleh suatu keinginan untuk belajar dari pihak lain yang dianggap kedudukannya lebih tinggi dan harus di hormati. Hal ini karena pihak lain mempunyai kelebihan atau kemampuan tertentu yang patut dijadikan contoh.
      Proses kejiwaan seseorang individu larut dalam perasaan orang lain baik suka maupun duka, dan seolah-olah merasakan ataupun mengalami apa yang dirasakan atau dialami oleh orang tersebut. Empati merupakan kelanjutan dari sikap simpati, yaitu perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa simpatinya itu.
Untuk lebih jelasnya :
Empati (dari Bahasa Yunani εμπάθεια yang berarti "ketertarikan fisik") didefinisikan sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres emosional orang lain. Empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain. Kata empati dalam bahasa inggris (Empathy) ditemukan pada tahun 1909 oleh E.B. Titchener sebagai usaha dari menerjemahkan kata bahasa Jerman "Einfühlungsvermögen", fenomena baru yang dieksplorasi oleh Theodor Lipps pada akhir abad 19. Setelah itu, diterjemahkan kembali ke dalam Bahasa Jerman sebagai "Empathie" dan digunakan di sana.

Definisi empati

    Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk menolong sesama, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang lain. Permintaan maaf adalah pernyataan empati yang kuat.
    Berikut ini untuk penutup postingan saya upload video tentang "True Story" atau kisah nyata dalam kehidupan kita sehari-hari, yang ditampilkan video ini sebagai gambaran umum saja. Video yang saya upload tidak bermaksud mendiskreditkan seseorang, tetapi lebih tepatnya mengingatkan dan menyadarkan, karena terkadang manusia suka lalai, baik akan janji ataupun kesetiaan dan dedikasinya, sekali lagi video ini ini hanya sebagai parodi dan hiburan saja.
 Sekian, semoga berguna dan terhibur.



Jumat, 11 Agustus 2017

Les Privat Pelajaran dan Bonus Kursus Musik di BS

LINK BANNER

Kursus Musik di Brilliant Student (BS)

          Di zaman modern sekarang ini, segalanya serba instan, berbagai jenis aliran musik, berbagai genre terus bermunculan, sama halnya di negara kita, tetapi kepuasan manusia dalam menjajal kemampuannya akan terjadi dibeberapa tempat, seperti musik progresif, musik experiment dan lain-lain, akhirnya setiap orang mempunyai apresiasi, dan selera yang berbeda-beda. Sekali lagi, tidak ada salahnya kita menggunakan cara lama, kemudian digabung dengan teknologi sekarang, karena tetap bakat seseorang harus diasah, dilatih terus, hingga menjadi expert. Berlatihlah dengan baik, karena orang lain akan melihat hasilnya selain kita sendiri. Mengajak ceritanya ha ha..., yuk ikut latihan musik di BS, khusus kota Bandung dan sekitarnya.





        Belajar (Les Privat) keyboard, untuk pemula/anak-anak, di Brilliant Student (BS), hingga mahir dan bisa membawakan lagu, dan mengiringi.
Contact Person : 
HP/WA : 087821057956

Selamat berlatih !



Rabu, 21 Juni 2017

Koleksi kaset (pita) yang agak terlupakan, karena kemajuan teknologi digital

       Berbicara dunia hobi, terutama yang berhubungan dengan industri musik, kita sudah mengalami beberapa pasang surut dimana negara kita memang penyumbang devisa dari transaksi jual beli kaset, CD, VCD hingga DVD. Ketika jaman kaset-kaset merajai kawula muda dan dewasa pernah terjadi kasus-kasus pembajakan, dimana beberapa oknum menyalah gunakan wewenangnya, karena demi untuk meraup keuntungan semata. Seorang musisi dunia yang pernah ngetop dijamannya seperti  Bob Geldof pernah kecewa dan marah melihat kenyataan tersebut, itu terjadi di tahun 80-an, sudah sangat lama sekali. Indonesia ketahuan mengedarkan kaset "bajakan resmi" album Live Aid sebanyak 1,5 juta copy sampai ke luar negeri. Tentu saja dia marah...lha wong dialah penggagas proyek Live Aid yang melibatkan puluhan musisi besar dunia. Menurut Fakhri Zakaria (Rolling Stone) kondisi ini disebabkan keluarnya Indonesia dari Konvensi Berne pada tahun 1958 agar masyarakat Indonesia dapat menggunakan ciptaan dari negara-negara Barat tanpa harus membayar royalti. Sehingga sejak 1958 hingga tahun 1988 hampir semua album musik dari musisi internasional yang diedarkan di Indonesia adalah produk ilegal. (sumber : http://musickviewer.blogspot.co.id). Bahkan artis-artis Indonesiapun hingga kini terus mengkampanyekan, untuk tidak membeli yang bajakan. Inti dari semua ini, dengan melihat realita yang terjadi di negara kita adalah karena belum adanya kesadaran atau awareness pada setiap individunya, mereka mempunyai alasan yang tidak dapat dipungkiri, sesuai dengan kebutuhannya, walaupun itu dari beberapa strata ekonomi atau sosial yang berbeda. 

 

      Lama saya tidak pernah menyentuh barang-barang di dalam laci kamar, yang ternyata ada beberapa koleksi  kaset. Kaset-kaset itu adalah pita kaset yang bisa disetel dan didengarkan untuk menemani dan menghiburku. Di zaman sekarang telah terjadi perubahan, di teknologi digital setelah ada CD, MP3, dan Ipod, kita dapat dengan mudah mencari baik itu di toko-toko, di radio broadcast dengan system computerize, bahkan anda bisa me-request lagu yang anda inginkan dengan begitu cepatnya, begitu ada daftar request maka diputarlah lagu yang diminta. Bahkan setelah era MP4, dan VCD serta DVD, maka anda akan menyaksikan musisi atau artis yang sering anda dengarkan (dulu hanya mendengarkan suaranya saja), sayapun sekarang bisa menyaksikan musisi kelas dunia dari jaman dulu hingga kini, seperti di Youtube misalnya.  Dahulu kala di zaman saya masih SMP dan SMA (zaman Orba), saya masih bisa membeli pita kaset dengan harga yang jika dibandingkan dengan yang sekarang, mungkin membuat anak muda  generasi sekarang akan heran atau tertawa, atau bengong, ya dengan harga hanya Rp 2500,- saja anda bisa membeli kaset, bahkan di generasi sebelum saya mungkin hanya Rp 2000,- atau seribu saja !, tapi dulu harga segitu dirasa sesuai.  Saya pernah mengalami pada masa sekolah, menyisihkan uang jajan  untuk membeli kaset ini, dan hunting musik yang lagi populer di jaman itu. Menurut informasi, harga kaset-kaset itu kini berkisar antara Rp 15.000,- untuk kaset barat, dan Rp 12.500,- untuk kaset Indonesa. Pada sampul kaset biasanya tertera harga kaset, dan ada pula yang disertai bandrol atau tulisan mungkin PPN (kaset barat/asing dan Indonesia), tergantung perusahaan rekaman kaset tersebut, itupun yang saya ketahui hingga sekitar satu atau dua tahun yang telah lalu, untuk saat ini saya tidak tahu berapa harganya.




        Di Bandung ada beberapa tempat yang masih menjual kaset-kaset antik, lokasinya di Cihapit, ada yang berupa kios, ada yang pedagang kaki lima, sama seperti di sekitar alun-alun, mereka ada di emperan. Beberapa tahun kebelakang saya pernah mengunjungi salah satu toko (di Bandung), yang menjual kaset dan mayoritas adalah kaset-kaset antik, meskipun ada juga kaset yang lebih baru juga dipajang dan terdapat juga CD,  tempatnya di Jalan Cipaganti, bahkan tidak cuma kaset yang tersusun rapi, ada juga piringan hitam jadul (original) yang lumayan lengkap, serta beberapa CD musik, tapi sekarang sudah tidak saya temukan, entah pindah ke tempat lain?, atau sudah tidak berjualan lagi.              Pengunjung yang datang atau hendak membeli sesuai pilihannya bisa mencoba dan memutar ditempat, disediakan audio dan headset. Kini sepertinya sudah tidak ada, tidak tahu pindah kemana. Informasi lainnya jika ada yang mencari kaset-kaset antik ada satu tempat lagi di kawasan Jalan Dipati Ukur, yang dikenal dengan DU 68, bagi pencari rekaman lagu lagu lama yang vintage (Antik), disinilah tempatnya, menurut informasi disini banyak rekaman dari tahun ‘70-an dan ‘80-an.
    Salah satu kaset dengan sampul ciri khas

       Pelanggan yang datang ke DU 68 ada yang dari luar negeri seperti dari AS dan Jepang, dengan sebagian besar berasal dari Jepang dan Belanda. Menurut informasi  seorang profesor dari AS bernama Andrew N. Weintraus mengunjungi toko tersebut dan menulis sebuah buku tentang musik dangdut. Harga kaset misalnya untuk jenis musik rock seperti Ozzy Osbourne edisi terbatas, misalnya, bisa terjual lebih dari Rp 1.000.000 (US $ 103,4). Harga tercatat sebagian besar mulai dari Rp 30.000 dan kaset dari Rp 10.000,-.


Alasan orang masih mencari kaset antik

          Ada beberapa hal yang membuat orang masih mencari kaset-kaset antik ini, diantaranya :

  • Untuk menambah koleksinya, selain memang hobi musik dan suka mengoleksi (kolektor), sama halnya seperti seseorang hobi mengoleksi perangko, atau barang-barang tertentu.
  • Mencari pengganti kaset yang dimilikinya di masa silam, karena hilang atau rusak, dan berharap   menemukan penggantinya tersebut.
  • Ada nilai historisnya, atau sebagai memori atau kenangan dari masa lalu dan ingin memutar kembali lagi-lagu dan musik favoritnya.
  • Bagi seniman atau musisi, karena tuntutan untuk membawakan kembali, ada pula beberapa seniman yang mengaransemen  atau mendaur ulang (recycle) lagu-lagu atau musik  lama dan berksperiman untuk membuat menjadi lebih baru. 
  •  Faktor usia, biasanya generasi yang sudah dewasa, atau remako (remaja kolot), yang masih ingin memutar kaset lama, dan untuk hiburan saja.  
   
      Selain hal-hal yang disebutkan diatas, hal lain misalnya karena tidak sengaja, atau terbawa teman akhirnya ikut-ikutan membeli. Dan ada juga yang sengaja membeli untuk dijual kembali (faktor ekonomi), he he he…. Seperti ada teman saya (tidak saya sebutkan nama), yang sampai sekarang masih hobi mengoleksi kaset-kaset ini, serta dia juga menjalankan jual beli kaset sudah cukup lama, serta piringan hitam dan CD. Untuk pemutar kaset atau radio kaset, sekarang sudah jarang yang menggunakannya. Tetapi teman saya masih memiliki radio kaset lama, dan bahkan pemutar piringan hitam. Saat ini saya tidak sempat memutar pita kaset, karena selain radio kaset (terutama yang pemutar pita kaset) rusak dan belum diperbaiki, sementara hanya radio saja yang saya gunakan. Bagi yang benar-benar hobi kaset-kaset ini biasanya mereka lebih apik, merawat dan menyimpannya dengan baik, karena biasanya jika pita kaset disimpan ditempat yang lembab, akan berjamur, hingga akhirnya rusak. Ada tips agar kaset tidak menurun kualitasnya ; Mainkan kaset dari awal sampai akhir di kedua sisi sehingga kasetnya akan berputar dan memainkannya setidaknya dua kali seminggu untuk mencegah debu dan jamur menutupi permukaan, sehingga mengurangi kualitasnya. Jangan menaruh kaset Anda pada speaker karena magnet di dalam speaker. Kaset harus ditumpuk secara horizontal, bukan secara vertikal dan disimpan di tempat yang sejuk dan kering. Kaset harus dibersihkan minimal tiga kali seminggu.



 
          DU 68 di Bandung, tempat para pemburu kaset antik   

      Fenomena dimana masyarakat masih konsumerisme adalah kenyataan. Apalagi di jaman sekarang, yang serba instan sebagian besar mayarakat ingin turut menikmati  industri hiburan dengan mudah didapat, entah dari mana mereka mendapatkannya, dengan harga terjangkau, sementara mereka belum memahami bahwa kualitas barang berbeda-beda. Karena apapun jenis barangnya (bukan cuma kaset atau CD), tetaplah barang yang orisinil dan harga yang lebih pantas (mahal itu relatif), pasti kualitasnya akan jauh lebih baik. Untuk saat ini, terus terang saya sudah tidak pernah membeli kaset-kaset ini, untuk mendengarkan musik dan lagu saya sering mendengarkan lewat MP3. 

Demikianlah sekedar berbagi.