Sabtu, 15 November 2025

Pengalaman mengelola konten video di Youtube

        Halo pengunjung blog (para pembaca) yang budiman, selamat berjumpa di blog ini, sudah lama saya tidak posting, menulis di blog ini. Pada kesempatan ini saya ingin berbagi pengalaman tentang mengelola akun Youtube, termasuk upload video dan konten apa saja yang ada di akun Youtube tersebut. Saya berbagi pengalaman disini saja (di blog), tidak di media lainnya bahkan tidak di Youtube. Baru saja kemarin ini (tanggal 14/11) tiba2 saya menerima pesan di email saya ada salah satu konten video saya yang dihapus oleh team Youtube. Saya proses di dashboard dan studio saya. Saya ajukan banding, dan hasilnya?. Youtube tetap bersikeras menghapus konten video saya. Padahal saya sudah menjelaskan isi video tersebut hanya untuk hiburan, candaan (jokes) & untuk kenang2an bersama keponakan2 dan saudara2 saya. Kecewa? ya jelas kecewa, sudah capek2 membuatnya dan menghabiskan banyak waktu pula untuk membuat video itu, tapi mau bagaimana lagi. Singkatnya, setelah beberapa kali konten Youtube saya dihapus, ada yang karena teguran dari pelanggaran, ada yang copyright claim, ada yang ditolak banding. Saya belajar dari pengalaman ini. Saya pikir ya sudah, berusaha sudah, terima saja, toh sudah kejadian, dari riwayatnya sebelumnya saya ingin punya penghasilan dengan monetisasi untuk akun Youtube saya. Sempat mencapai di awal2 beberapa tahun yang lalu, ada pemasukan (ciri monetisasi ada dolar warna kuning waktu itu, tidak tahu kalau sekarang), saat itu belum begitu besar nominalnya.


     Seperti yang dijelaskan berikut ini: Syarat monetisasi akun Youtube dengan Adsense adalah Anda harus memenuhi kriteria Program Partner Youtube (YPP), yaitu memiliki 1.000 pelanggan dan 4.000 jam tayangan publik dalam 12 bulan terakhir, ATAU 1.000 pelanggan dengan 10 juta tayangan Shorts dalam 90 hari terakhir. Selain itu, Anda harus mematuhi kebijakan monetisasi Youtube, berusia minimal 18 tahun (atau punya wali), tinggal di negara tempat YPP tersedia, tidak memiliki teguran Pedoman Komunitas yang aktif, dan menautkan akun AdSense yang aktif. (Sumber:Tempo.co)

        Tetapi kesini2 seiring berjalannya waktu, ada perubahan kebijakan lagi dari Youtube, kemungkinan materi konten & konsistensi dalam upload videolah yang bisa menghasilkan pendapatan, selebihnya saya tidak mencapai target. Di notifikasi email saya dijelaskan berapa batas waktu untuk diakui kerjasama partner Youtube dengan akun Youtube saya, seperti yang dijelaskan tadi diatas, selama beberapa bulan saya tidak mendaftarkan kembali akun saya, karena memang belum tercapai target dengan aturan yang baru tersebut. Bahkan pendapatan saya tidak pernah dicek sejak saat itu. Sekarang saya lebih berpikir realistis saja, karena diluar sana banyak para youtuber sukses yang konsisten dengan berbagai tema & materi yang lebih baik, ataupun lebih berwawasan, itu didasarkan oleh pengalaman, sementara ada banyak pemula dengan berbagai kendala juga berbagai usia dan generasi dengan kemampuannya serta pengetahuan tentang IPTEK, itu semua yang bisa mendukung keberlangsungan akun2 para youtuber, lain halnya dengan akun2 yang hanya coba2 atau hanya iseng semata. Ada banyak yang berguguran, baik itu terkena teguran, mulai di claim (copyright), atau yang lebih fatal lagi akunnya di banned sehingga permanen, aktifitas upload video tidak dilanjutkan lagi, pasif hingga sama sekali berhenti dengan berbagai alasan, saya pernah mengalami salah satu akun Youtube saya di non aktif kan oleh pihak Youtube, tetapi saya berhasil mengembalikan akun tersebut dengan mengikuti langkah2 agar kembali eksis. Dan sejak hampir 1 dekade ini, awal mengupload sekitar akhir tahun 2016 saya awali dengan 2 akun, ketika saya monetisasi & kerjasama dengan Google Adsense. Disitulah saya mulai menyadari, ada banyak peraturan & kebijakan. Apalagi notifikasi di email menunjukkan ada peraturan2 yang harus dipatuhi, siapapun & dari kalangan manapun harus mematuhi peraturan tersebut. Itu menurut pengamatan saya,  & kemungkinan setiap orang akan menyadari konsekuensinya jika tidak mematuhi peraturan maupun pedoman dari Youtube tersebut. Dari pengalaman selama bertahun-tahun akhirnya saya berpikir, di usia saya sekarang ini, tidak ada waktu untuk sesuatu yang iseng atau lebih tepatnya yang berkaitan dengan monetisasi video saya. Saya sekarang hanya mengupload video tanpa monetisasi, tetapi utk hobi saja tidak lebih, dan materi video yang disimpan di Youtube bisa saja akan selalu diamati, terutama oleh team Youtube ditonton oleh para pelanggan saya, sesuai dengan keinginan saya, terserah mau suka atau tidak, diluar itu ada penonton unik atau diluar pelanggan akan menonton video saya, dan saya akan menerima komentar2 penonton yang berinteraksi dengan akun saya, seperti salah satu akun yang aktif hingga saat ini. Tidak ada pemasukan, tidak ada penghasilan, karena tidak saya monetisasi, walaupun kadang muncul beberapa iklan di beberapa video saya. Dulu saya sempatkan bikin klip promosi bisnis saya yang tentang Bimbel di salah satu akun.  Biarlah video2 saya akan tayang kapanpun sampai akhir hayat saya, terlepas dari penilaian, pengamatan dan pantauan team Youtube juga. Karena kedepannya saya tidak tahu apa yang akan terjadi, setelah adanya penghapusan oleh team Youtube. Ada banyak faktor penghapusan konten2 video di Youtube: termasuk oleh pihak pemilik musik berupa copyright claim (backsound, cover lagu dll), baik lagu dan musik yang kita gunakan apabila ada lisensi maka sangat berisiko terkena teguran, alat di YouTube memang canggih dan dapat mendeteksi. Dan karena  kebijakan youtube, pelanggaran dan segala kemungkinan bisa terjadi, bahkan melihat pengalaman orang lainpun ada yang tidak dapat pemberitahuan lewat email, tiba2 konten videonya dihapus oleh team Youtube. Sekarang pasrah saja, biarlah konten yg sudah dihapus relakan saja. Video yang ada untuk dijadikan kenangan, menemani kehidupan saya selama bertahun-tahun. Sementara konten yang lainnya terdokumentasikan di tempat lain: di media yang lain, bisa di Instagram, Facebook. Whatsapp dll, bahkan bisa disimpan di aplikasi (terabox, google cloud dll). Kecuali saya mempunyai opsi yang lain, atau adanya ide baru yang bisa menjadi bahan konten. Untuk konten2 video yang saya miliki, ada yang disimpan di HP, CD, flashdisk dll. ~

Pengalaman konten Youtube saya: 

Tahun 2012 mengaktifkan akun google saya di youtube, berlanjut akun google yang lainnya di tahun2 berikutnya: 2016, 2017 dst. hingga yang terbaru sekitar tahun 2023 yg lalu. Mulai lebih aktif disekitar tahun 2017 hingga kini (2025). Ada beberapa yang terdapat hak cipta, copyright. Saya tidak mencantumkan jumlahnya. Karena kebanyakan konten video saya menggunakan musik milik orang lain.

       Ada sekitar 5 sampai 6 akun Youtube hingga saat ini. Semua tidak dimonetisasi. Ada beberapa shorts video. Entah kedepannya. Yang masih aktif berjalan, hanya 1 akun. Dipertengahan 2025 berusaha untuk bikin konten dan diupload minimal 1 bulan sekali. Yang sudah dihapus sendiri tdk ingat ada berapa?. itupun setelah menerima teguran copyright dari notifikasi di email. Sementara yang dihapus oleh team YouTube ada 3 konten (termasuk yang dari copyright), seingat saya konten: 1. musik di tahun 2016 bulan Desember, 2. musik di tahun 2023 bulan Agustus dan 3. musik di tahun 2025 (bulan Nopember) kemarin ini, padahal videonya sudah diupload 5 tahun yang lalu (Juni 2020) saya kesal juga, dan menjadi kurang semangat untuk upload video lagi. Oh ya,  yang hasil editan sebenarnya beberapa video itu, saya jarang sekali re-upload video milik orang lain, malahan pernah ada kejadian orang lain me-reupload video saya tapi ketahuan, karena sudah cukup banyak views (tayangan) video musik tersebut, dimana video tersebut hasil editan saya.  setelah diproses claim saya berhasil menghapus video orang tersebut. Mengenai banding saya sebelumnya sudah 2 kali banding,  dan banding saya ditolak. Kebanyakan konten video milik saya yang ada hubungannya dengan hobi (musik & film), sisanya profesi dan usaha, informasi dan pengetahuan, rekreasi, dan sedikit sekali tentang politik. Dan yang terakhir (ke-3) banding saya juga masih video tentang musik

     Inilah tangkapan layar di dashboard akun Youtube saya ketika akan memproses banding setelah mendapatkan notifikasi dan teguran baik claim copyright dan penghapusan video.

 1. Video konten musik di tahun 2016 dihapus di bulan Desember
2. Video konten musik di tahun 2023 dihapus di bulan Agustus 

3. Video konten musik di tahun 2025 dihapus di bulan Nopember

      Ini salah satu video yang dinyatakan melanggar kebijakan youtube. Katanya melanggar kebijakan keselamatan anak. Di video itu saya ada menampilkan keponakan saya, dan diantara ada foto bayi yang telanjang dan tidak saya sensor, atau paling tidak diblur hehe, namanya juga bayi, hadeh, mungkin ini dianggap perbuatan pelecehan?, atau dianggap vulgar. Setelah banding tidak butuh waktu lama ada jawaban dari team Youtube dan bersikeras tidak menerima kata2 dan alasan  saya dan tetap ingin menghapus konten video tersebut. Di video itu juga saya meng cover vokal salah satu artis penyanyi kenamaan asal luar negeri. Tapi intinya penghapusan video tersebut ingin menjaga Youtube menjadi "tempat yang aman bagi semua orang". 

        Gambar thumbnail video tersebut

   Gambar tangkapan layar, ada foto bayi 😊


       Okey, saya upload disini saja videonya, tetapi durasinya sudah dipersingkat menjadi 1 menit saja, aslinya sekitar 4 menitan lebih. Video ini dibuat di tanggal 1 Juni 2020, disaat ada pandemi Covid 19. Saya mengisi waktu pada saat pandemi secara karena hobi saya dengan musik. Aktifitas saya mengisinya dengan membuat video ini. Dan judulnya "Kelamaan diam di rumah". karena pada saat itu ada aturan untuk berusaha tidak keluar rumah jika tidak ada hal yang penting, demi menjaga dari adanya penyebaran virus Covid 19 ini. Waktu itu ada pengumuman langsung dari pemerintah. Otomatis setiap orang mengikuti anjuran pemerintah dan berdampak disemua sektor dan dunia kerja. Pandemi ini meluas di berbagai negara di seluruh dunia. Termasuk berdampak ke kegiatan mata pencaharian dan profesi saya semakin pasif di sekitar bulan Maret sampai Juni 2020 saat itu. Saya mengelola Bimbel dan menjadi guru les privat untuk anak-anak sekolah.

     Video yang dihapus di Youtube, durasi sudah dipersingkat menjadi 1 menitan.

       Setelah 5 tahun salah satu video saya dihapus, saya merasa heran kenapa baru sekarang dihapus?. Ketika saya cari di Google dan Youtube, ternyata ada banyak alasan dan jawabannya. Demikianlah juga banyak orang yang mengalami dihapusnya video miliknya. Ada banyak orang2 yang kecewa juga sama seperti kejadian saya atas dihapus konten videonya. Ada banyak pertanyaan2 dengan berbagai komentar baik di forum tanya jawab, dan di akun Youtube orang2 yang membahas ini. Memang begitu ketatnya ternyata peraturan di Youtube ini semakin kesini. Karena itu kita harus hati2 dan lebih cermat dengan konten yang kita buat, untuk diupload di Youtube. Berusaha untuk membuat konten yang baik dan tidak melanggar peraturan dan kebijakan dari Youtube. 

      Akhirnya saya berpikir, biarlah saya mendapatkan penghasilan alternatif dari mata pencaharian lainnya, selain berusaha, bisnis, jualan online dan offline, yang penting halal dan barokah. Bahkan menurut pengalaman orang menulis di blog seperti inipun bisa menghasilkan uang, yaitu dengan cara bekerjasama dengan Google Adsense, sementara di Youtube kerjasama dengan pihak pengiklan. "Ada banyak jalan menuju ke Roma", kata2 atau pepatah ini sekedar mengingatkan saya dan juga ke semua orang, bahwa kita harus berusaha dan berkhtiar sesuai kemampuan kita, dan semaksimal mungkin tentunya. Itulah pengalaman berharga, yang kita lalui setiap waktu dari tahun ke tahun, dengan berbagai konsekuensinya. Demikianlah pengalaman saya yang berhubungan dengan dunia interaksi dengan publik, terutama di dunia media sosial dalam hal ini konten Youtube, banyak orang dan apa yang terjadi selama ini. Konsistensi dibutuhkan di dunia Youtube ini, kembali ke pribadinya masing2. Demikianlah menurut pengalaman saya 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar